SEBAGIAN BESAR KASUS CORONA ADALAH PENDERITA GEJALA INFLUENZA DAN PENDERITA ASAM LAMBUNG

Spread the love

SEBAGIAN BESAR KASUS CORONA ADALAH PENDERITA GEJALA INFLUENZA DAN PENDERITA ASAM LAMBUNG

Pada sebagian besar kasus yang dinyatakan covid yang terbanyak adalah gejala penderita influenza dan asam lambung (Gerd).

Dan penderita Gerd atau asam lambung adalah peringkat pertama didalam kasus komorbid (penyakit bawaan / penyakit penyerta) di masa isu pandemi ini.

Asam lambung akan berkembang menjadi pneumonia, yaitu bila asam naik ke paru-paru maka dapat terjadi peradangan pada kantong udara di dalam paru-paru. Paru-paru akan berwarna putih. Kondisi ini juga rentan menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen di sel dan jaringan tubuh).

Sakit ASAM LAMBUNG disebabkan karena Bakteri Helicobacterpylori.

Salah satu penyebab sakit lambung disebabkan karena serangan Bakteri. Harus dipahami serangan bakteri jauh lebih berbahaya daripada serangan virus. Karena bakteri lebih cepat membawa kepada kematian daripada serangan virus.

Jika penyakit asam lambung sudah sampai sesak pada pernapasan parah hal ini perlu penanganan therapi secara intensif dengan merubah pola kebiasaan makan.

Kenapa orang bisa meninggal karena GERD atau asam lambung ???

Jika Asam Lambung itu naik ke daerah Dada maka kelak di seputar Dada akan terasa sesak panas seperti terbakar.

Jika naik mengenai area Jantung maka ritme detak Jantung bisa lemah terganggu sehingga Jantung bisa berdebar-debar. Dan mendadak berhenti.

Jika Asam Lambung itu naik ke area Paru-paru maka akan mengganggu fungsi Paru-paru sehingga kita akan menjadi sering sesak pernafasan.

Jika Asam Lambung itu naik kebagian tenggorokan, maka akan terjadi radang dan panas dalam tenggorokan mengakibatkan tubuh menjadi panas demam sangat tinggi dan menggigil.

Lalu apa yang terjadi pada Hidung jika sering , terkena Asam Lambung yang naik?

Syaraf penciuman pada hidung bisa mengalami hilang indera penciumannya dan bisa terjadi Sinusitis yaitu bersin yang terus menerus, gejalanya seperti flu yang tak sembuh-sembuh, padahal ini semua disebabkan oleh naiknya asam lambung tinggi dan bukan virus corona.

Apakah diantara kita pernah mengalami gejala seperti tersebut diatas? Kalau ada gejala seperti itu tandanya anda POSITIF terkena terinfeksi Asam Lambung (Gerd).

Bukan terinfeksi Corona. Karena Corona hakekatnya adalah virus flu influenza biasa dan bukan penyebab kematian.

Untuk mengetahui hakekat virus Corona secara sains teknologi maka kita harus mengetahui fungsi Test Rapid Antigen atau Swab.

FUNGSI TEST RAPID ANTIGEN ATAU SWAB PCR

Alat tersebut bertujuan untuk mengukur dan menganalisa Kultur lendir / dahak dilakukan dengan mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan pasien. Untuk mendeteksi keberadaan virus yang terdapat didalam dahak tersebut.

Tubuh manusia setiap hari 1 x 24 jam secara alami mengeluarkan dahak / lendir yang menempel pada faring (dinding tenggorokan).

Harus dipahami semua kasus corona diawali dari yang bersumber pada faring atau tenggorokan sebagai saluran pernapasan.

Tenggorokan atau faring sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu bagian untuk jalannya makanan (kerongkongan) seperti orofaring, hipofaring dan esofagus. Dan bagian lain untuk jalannya napas (tenggorok) seperti faring, laring dan trakea

Didalam faring secara alami ada dahak dan mengandung bibit virus flu atau disebut virus corona atau dengan nama lain adalah SARS-CoV-2.

Virus tersebut yang terkemas dalam dahak / lendir sebagai toxin (racun).

Secara alami bibit corona yang terdapat didalam dahak tersebut akan selalu muncul dan menyertai manusia karena sudah natural law atau hukum alam menempel pada dinding tenggorokan pada manusia setiap 24 jam sehari.

Jadi virus Corona itu merupakan virus flu virus alami yang sudah ada sejak jaman dahulu dan sampai kini dan tidak akan pernah bisa hilang.

Maka jika saat itu seseorang di test rapid antigen atau swab kebetulan pas ada dahak yang menempel pada faring maka wajar seorang itu akan terindentifikasi virus.

Walaupun seorang itu tidak memiliki gejala sakit apapun karena kondisinya vit. Tapi bila di test dengan alat test rapid antigen atau swab pastinya saat-saat tertentu bisa saja ada dahak yang menempel pada faring (tenggorokan) kita maka saat itu pula terdeteksi akhirnya dibilang positif, sebegitu mudahnya kah mengklaim seorang itu sakit ?

Makanya ada kejadian harus di swab berkali-kali sampai terlihat positif

Inilah yang menyebabkan RS akhir-akhir ini penuh pasien, penuh dengan pasien yang tidak jelas.

Alasan yang pertama, mereka ke RS atau di isolasi di RS akibat dari korban ditest Rapid Antigen Swab padahal kondisi sehat.
Alasan kedua karena masyarakat ke RS karena panik kuatir dirinya atau keluarganya terkena covid, akhirnya masuk ke RS, ini akibat edukasi dan pemahaman yang keliru yang tersebar di media tentang hakekat virus Corona itu sendiri.

Padahal dahak yang membawa virus flu (corona) ini akan keluar dan hilang dengan sendirinya itu bila sering meminum air putih hangat / panas.

Bibit virus tersebut akan keluar secara alami.
Ada tiga penyaluran keluar bibit racun (virus corona) dari tubuh itu melalui :

1. Keluar melalui mulut yaitu dengan bersin (wahing). Sehingga seorang mukmin jika bersin disunahkan ucapkan Alhamdulillaah.. Karena bersin itu adalah mengeluarkan virus atau toxin dari tubuh kita.

2. Keluar melalui belakang yaitu dengan banyak minum air putih hangat nanti akan keluar bersama bab dan buang air kecil.

3. Keluar melalui pori-pori kulit pada badan yaitu dengan berkeringat saat berolah raga.

Dan sebaliknya dahak atau lendir ini akan menjadi meningkat atau padat dan meradang akhirnya badan panas demam karena kondisi tubuh tidak vit, terlalu capai dan tidak menjaga pola makan.

Jika Ingin Menaikkan Kasus Populasi Covid Sebarkan Saja Alat lndikator tersebut Test Rapid Antigen Swab dan Vaksin Ke Seluruh Masyarakat.

Kenapa di Cina yang katanya pusat biangnya covid sukses atasi covid?

Bukan karena rakyatnya tertib menjalankan protokes dan bukan pula karena divaksin tapi karena pemerintah Komunis Cina pintar tidak pernah lapor dan tidak sebar jumlah alat indikator test Rapid Antigen atau swab dan tidak sebar vaksin kepada rakyatnya.

Kenapa kasus Kudus, Demak, Madura dan akhirnya hampir seluruh pulau jawa meningkat tajam kasus populasi covidnya?

Karena pemerintah sendiri yang memperbanyak jumlah alat testnya dan menyebarkan menyelenggarakan tes Rapid Antigen atau Swab dan Vaksinasi kepada seluruh masyarakat tersebut. Otomatis akan meningkatlah populasi covid di masyarakat secara tidak alamiah.

Akibatnya banyak orang yang sehat dan tidak bergejala sakit bisa terjaring positif dan dibilang positif akibatnya dimasukkan di isolasi di RS.

Akibatnya RS itu dipenuhi oleh orang yang sakit, orang-orang yang tidak sakit karena banyak orang yang panik ketakutan. Memang sengaja dibuat seperti ini.

Kalau mau kasus covid sedikit jangan lapor atau jangan selenggarakan mewajibkan sebar jumlah alat test ke masyarakat seperti yang terjadi di negara Cina.

Kalau ingin kasus korban Covid bertambah banyak meningkat maka PERBANYAKLAH dan sebar jumlah alat Indikator tersebut dengan adakan dimana – mana Test Rapid Antigen dan Swab di seluruh RT/RW, instansi pemerintah / swasta dimana-mana.

Demikian himbauan yang bijak dan benar dari para saintis pakar ilmu medis UK Inggris, di eropa dan Amerika.

(Komunitas Pakar Kesehatan Indonesia & Komunitas Praktisi Therapist Indonesia)