Daerah
Beranda / Daerah / Wabup Mojokerto Ikuti Upacara Hari Lahir Pancasila Di Korem 082/CPYJ

Wabup Mojokerto Ikuti Upacara Hari Lahir Pancasila Di Korem 082/CPYJ

Spread the love

 

Mojokerto, wartakum7.com. – Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 di Mojokerto berlangsung khidmat. Wakil Bupati Mojokerto, M. Rizal Octavian, turut hadir mengikuti upacara yang digelar di Lapangan Cikaran Korem 082/Citra Panca Yudha Jaya (CPYJ), Kelurahan Magersari, Kota Mojokerto, Senin (2/6) pagi.

 

Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Korem 082/CPYJ, Kolonel Inf Batara Alex Bulo. Sejak pagi, lapangan sudah dipadati peserta upacara yang terdiri jajaran Forkopimda Mojokerto raya, prajurit TNI, anggota Polri, ASN, dan elemen masyarakat.

 

Pawai Takbir Keliling Sambut Hari Raya Idul Adha 1446 H di Kabupaten Belitung Berjalan Aman dan Kondusif 

Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini mengusung tema nasional ‘Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045’. Tema tersebut menjadi penegasan bahwa di tengah arus perubahan global, semangat persatuan dan nilai-nilai luhur bangsa harus tetap dijaga dan dijadikan fondasi dalam mewujudkan visi Indonesia kedepan.

 

Dalam amanatnya, Kolonel Batara yang membacakan pidato resmi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP), Yudian Wahyudi, menegaskan bahwa peringatan kali ini, diharapkan dapat menjadi momen pengingat bahwa Pancasila bukan hanya menjadi dokumen historis yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, akan tetapi Pancasila sebagai jiwa, pedoman hidup serta penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

 

“Dengan semangat memperkokoh ideologi Pancasila, mari kita renungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebhinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu,” kata Kolonel Batara di hadapan peserta upacara.

Arogansi Kades Bonisari Berujung Laporan ke Polres Metro Tangerang Kota

 

Ia juga menyinggung Asta Cita, delapan agenda besar menuju Indonesia Emas 2045 yang salah satu pilar utamanya adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia. Menurutnya, tanpa landasan ideologis yang kuat, pembangunan akan mudah tergelincir pada ketimpangan dan krisis moral.

 

“Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi,” tegasnya.

 

Sedekah Prajurit Kodim 0815/Mojokerto: Wujud Empati TNI bagi Keluarga dan Warga Disabilitas

Kolonel Batara juga menegaskan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini, tidak hanya dalam pendidikan formal, tetapi juga dalam keseharian. Sekolah dan perguruan tinggi harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter, dan kuat dalam integritas moral.

 

“Dibidang pemerintahan, birokrasi harus mencerminkan pelayanan publik yang adil, transparan, dan berpihak kepada rakyat,” ujarnya.

 

Sedangkan alam sektor ekonomi, pembangunan harus memberikan manfaat seluas-luasnya, khususnya kepada pelaku UMKM, koperasi, dan ekonomi kerakyatan.

 

Batara juga menekankan bahwa membumikan nilai-nilai Pancasila adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa, baik pemerintah pusat maupun daerah, ASN, tokoh agama, pemuda, hingga masyarakat umum.

 

“Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kebangsaan dan menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam setiap langkah dan kebijakan kita,” ajaknya.

 

Diakhir amanatnya, Batara mengharapkan agar Indonesia kedepan tidak hanya dihormati karena kekuatan ekonominya, tetapi juga karena keluhuran budi dan kebijaksanaan rakyatnya. Maka untuk mewujudkan hal tersebut Ia menegaskan, nilai-nilai Pancasila harus menjadi denyut nadi pembangunan.

 

“Marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

 

Upacara ditutup dengan pembacaan doa lintas agama dan penghormatan kepada para pendiri bangsa yang telah merumuskan dasar negara. Para peserta kemudian membubarkan diri dengan tertib, membawa semangat kebangsaan untuk kembali diimplementasikan dalam keseharian. ( END ).