Kelompok Bina Tani Bentuk Kluster Petani Cabai

Spread the love

Beltim, WartaKum7.com– Kelompok Tani Bina Tani Kecamatan Gantung menjadi Kelompok Tani Cabai yang paling produktif di Kabupaten Belitung Timur. Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bahkan menjadikan Kelompok ini sebagai percontohan untuk Kelompok Tani Binaan di bawah BI Perwakilan Babel.

Dilahan seluas 4 (Empat) hektar, Kelompok Tani Bina Tani tergabung di Gapoktan Mufakat, yang salah satu anggota kelompok saat ini, Dedi Jumadi (52) sudah mampu menanam 55.000 batang cabai terdiri dari 50.000 cabai merah dan 5.000 cabai rawit. Dengan target produksi per tahun mencapai 70 ton atau 20 ton per hektarnya.

Saat Panen Cabai bersama BI Perwakilan di Danau Nujau Desa Gantung, Rabu (15/3/23), Ketua Kelompok Tani Bina Tani Sigit Prasetyo (33) mengatakan mulai merintis usaha budidaya cabai pada 2010 secara konsisten tanpa terputus. Saat ini luasan tanam serta jumlah petani cabai di Kecamatan Gantung terus bertambah hingga akhirnya tercetus pembentukan klaster cabai di Kabupaten Beltim.

“Kami selaku petani cabai merasa sangat berbahagia atas perhatian yang sangat besar dari Perwakilan BI Provinsi Babel beserta Pemkab Beltim. Segala bentuk perhatian yang kami terima saat ini akan kami jadikan motivasi dan pendorong semangat bagi kami untuk terus mengembangkan usaha budidaya tanaman cabai dan berkontribusi bagi pembangunan pertanian di Kabupaten Beltim,” kata Sigit.

Didampingi Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Gantung yang sekaligus bertindak selaku Penyuluh Pertanian Wilayah Desa Gantung Andri Taruna Praja, Sigit meminta agar Dinas Pertanian dan Pangan Belitung Timur untuk membantu agar kawasan kebun cabai dialiri listrik. Mengingat listrik dibutuhkan untuk modernisasi teknologi pertanian dan juga menunjang agro wisata.

“Terakhir besar harapan kami agar kami terus didampingi bukan hanya dari segi permodalan saja tapi juga dalam bentuk pengembangan teknologi, produk olahan hingga dari aspek kelembagaan dan pemasaran,” harap Sigit

Sementara itu Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Gantung Andri Taruna Praja menyatakan potensi untuk pengembangan perkebunan cabai di Desa Gantung ke arah agrowisata amat terbuka, dikarenakan kawasan ini sudah dijadikan klaster tanaman cabai, yang artinya dalam satu hamparan terdapat luasan tanaman cabai yang luas.

“Tentunya dibutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana guna menunjang pengembangan ke arah tersebut, akses terhadap jaringan listrik misalnya, apalagi ke depan konsep digital dan smart farming hendak diujicobakan di kawasan ini melalui demonstrasi plot (demplot),” kata ATP sapaan akrab Andri.

Dengan adanya jaringan listrik menurut Andri akan dapat menunjang peningkatan produksi cabai dan juga mepercepat perwujudan Klaster KPC Bina Tani dan Gantung Maju menjadi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).

“Diharapkan ke depan KPC Gantung Maju dan Bina Tani dapat menjadi P4S bagi petani cabai sehingga konsep pembelajaran dari oleh dan bagi petani dapat berjalan, sehingga dengan demikian kemampuan petani cabai di Kabupaten Beltim, bertambah dan produktivitasnya meningkat,” ujar ATP.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Faturachman mengatakan Gapoktan Mufakat Desa Gantung merupakan kelompok tani penerima bantuan Program Sosial Bank Indonesia 2021 yang memiliki komitmen dan konsistensi dalam pengembangan usaha budidaya cabai. Selanjutnya, pada tahun 2023 ini, BI akan melanjutkan dan memperluas program pengembangan budidaya cabai di Desa Gantung dengan adanya pembentukan klaster cabai.

“Kedepannya, prospek pengembangan klaster masih terbuka sangat lebar. Bank Indonesia juga mendorong Kerjasama Antar Daerah antara Kabupaten Belitung Timur dengan daerah lain, antara lain DKI Jakarta,” ujar Faturachman.

Faturachman mengatakan model bisnis pertanian yang telah dijalankan saat ini dapat terus ditingkatkan, misalnya dengan modernisasi teknologi pertanian antara lain dengan konsep Pertanian Terintegrasi.

“Model ini dapat menekan biaya produksi serta meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan limbah untuk pupuk pertanian, maupun konsep modern smart farming atau digital farming yang dapat mengatasi isu tingginya biaya tenaga kerja dan produksi, sehingga meningkatkan pendapatan petani,” kata Faturachman.

Berbagai inovasi serta peran pendampingan yang akan kami lakukan bersinergi dengan Pemda Belitung Timur, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kelompok tani lainnya serta dapat direplikasi di wilayah lainnya 7 khususnya di Kabupaten Belitung Timur sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM serta pendapatan petani.

“Sehingga pada akhirnya pertanian dapat dikembangkan ke arah agribisinis, yang selain meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani, juga menjamin ketahanan pangan di wilayah tersebut, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan,” tambah Faturachman.*Tim