Koramil Sooko – UPT PKM Tracing 23 Warga*

Spread the love

Koramil Sooko – UPT PKM Tracing 23 Warga*

Mojokerto | Wartakum7.com – Koramil 0815/03 Sooko Kodim 0815/Mojokerto bersama Polsek dan UPT Puskesmas (PKM) setempat aktif menurunkan Tim Tracer melaksanakan penelusuran kontak erat (tracing) pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, diwilayah Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Seperti hari ini, Jum’at (11/02/2022), Babinsa Koramil Sooko Pelda Miftahur Rahman bersama Bhabinkamtibmas Aipda Bayu Tedra, Perangkat Desa Agus Sujarwo dan Nakes PKM Novi Widiyastutik, melaksanakan tracing terhadap warga yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi, di Dusun Kedung Maling II Desa Kedung Maling, Sooko.

Dikatakan Babinsa, tracing yang dilanjutkan testing ini dilakukan karena ada salah satu warga yang terkonfirmasi positif covid-19. Sasaran tracing 23 orang warga, tiga diantaranya anggota keluarga dan 20 warga lainnya tetangga pasien. ”Dari hasil testing melalui swab antigen oleh Nakes PKM, hasil seluruhnya non reaktif”, katanya.

Pantauan dilapangan, tampak Tim Tracer Satgas Covid-19 Desa Kedung Maling melakukan tracing dan testing terhadap 23 orang warga kontak erat. Pada kesempatan ini, anggota Satgas juga menghimbau meskipun saat testing hasilnya non reaktif, namun warga harus tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu, Pgs. Danramil 0815/03 Sooko Lettu Inf Akhmad Rifa’i, menegaskan, dengan telah berkembangnya varian baru covid-19 yakni omicron, tentunya kita semua harus proaktif melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan, salah satunya melalui tracing dan testing, bila ditemukan ada warga yang terkonfirmasi positif.

Hal ini (tracing-testing) dilakukan untuk mengidentifikasi ada tidaknya penyebaran sehingga dapat dilakukan penanganan secara dini sekaligus memutus mata rantai penyebarannya. Selain itu, langkah lainnya, melalui penegakan protokol kesehatan oleh Satgas Covid kecamatan dan desa.

Untuk mengurangi resiko penyebaran dan lebih fokus dalam dalam penanganan bisa juga dilakukan dengan memindahkan isoman ke isoter sehingga mobilitas dan kontak pasien bisa dibatasi. ”Ihtiar kita yang sudah dilakukan selama ini, seperti kepatuhan Prokes 5M dan 3T harus tetap digiatkan”, tutupnya. ( Pendim 0815/Mjk/Endang ).