Upaya Pemkab Mojokerto Dalam Turunkan Stunting, Memberi Pembinaan KPM Terkait Konvergensi Stunting

Upaya Pemkab Mojokerto Dalam Turunkan Stunting, Memberi Pembinaan KPM Terkait Konvergensi Stunting

Spread the love

 

Mojokerto,wartakum7.com. – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus berusaha dalam menurunkan stunting di wilayahnya. Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Mojokerto, Pemkab Mojokerto memberikan pembinaan terhadap Kader Pembangunan Manusia (KPM) tingkat desa terkait penguatan konvergensi stunting dalam mendukung percepatan penurunan stunting.

Kegiatan pembinaan kepada KPM yang berlangsung di Pendapa Kecamatan Mojosari, pada Selasa, (12/9) siang. Pembinaan penguatan konvergensi stunting tersebut diikuti 90 KPM tingkat desa dari 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Pungging, Ngoro, Mojosari, Dlanggu, dan Kutorejo.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati juga berkesempatan memberikan penguatan konvergensi stunting kepada KPM tingkat desa. Selain itu, pada pelaksanaan kegiatan ini juga turut dihadiri Kepala DPMD Kabupaten Mojokerto Yudha Akbar Prabowo, jajaran Forkopimca Mojosari, dan Tenaga ahli pemberdayaan masyarakat.

Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengungkapkan bahwa, saat ini Pemerintah sedang bekerja keras dalam menurunkan stunting di Indonesia yang dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM).

Terkait masalah SDM, Lanjut Ikfina, stunting akan berdampak pada tingkat kecerdasannya yang 20 persen dibawah rata-rata manusia normal.

“Ini bahaya, karena masa depan membutuhkan orang cerdas, semua butuh IT. dan untuk bisa survive itu membutuhkan orang cerdas, makannya negara ini mengeluarkan biaya yang luar biasa untuk menekan angka stunting,” ujarnya.

Untuk mendapatkan generasi yang berkualitas, Bupati Ikfina menjelaskan, sebagai KPM harus tahu dan mendampingi para remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, hingga balita yang ada di setiap daerahnya masing-masing.

Pada remaja putri (Rematri) dan calon pengantin, Bupati Ikfina mengatakan, tidak boleh ada yang kekurangan darah. karena hal tersebut dapat menyebabkan ibu melahirkan bayi stunting.

Selain itu, orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga mengimbau kepada seluruh KPM agar dapat memantau pemenuhan gizi terhadap ibu hamil diwilayahnya. Ia juga menjelaskan, terpenuhi gizi pada ibu hamil dapat diukur dari lingkar lengan yang tidak boleh kurang dari 23,5 cm.

“Selama hamil harus periksa minimal 6 kali dan tidak boleh KEK. Dipantau berat badannya, dipantau perkembangan janinnya. Pemantauannya juga cukup di puskesmas bisa terlayani,” bebernya.

Ditambahkan Bupati Ikfina, salah satu kunci dalam mencegah stunting yaitu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan memberikan makanan zat pembangun.

“Untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia dibawah 2 tahun harus diusahakan ASI. dalam memberikan makanan harus ada makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu. Jadi untuk anak-anak yang kurang berat badan jangan dikasih biskuit tetapi makanan zat pembangun,” jelasnya.

Bupati Ikfina juga berharap para KPM dapat menyukseskan usaha Pemkab Mojokerto dalam menurunkan stunting dengan terus melakukan pendampingan dari remaja putri hingga balita yang ada di wilayahnya.

“Terakhir kita sampaikan, didalam percepatan ada yang namanya konvergensi, penanganan konvergensi itu menyatu semuanya menuju ke satu titik yaitu stuntingnya turun. KPM juga harus memantau ibu-ibu yang sudah diatas 35 tahun agar tidak hamil lagi. jadi semuanya sama tujuannya adalah untuk percepatan penurunan stunting,” pungkasnya. ( END )