Dusun Jatisumber Desa Watesumpak Adakan Acara Ruwah Dusun Sebagai Agenda Tahunan

Dusun Jatisumber Desa Watesumpak Adakan Acara Ruwah Dusun Sebagai Agenda Tahunan

Spread the love

Mojokerto,wartakum7.com – Dusun Jatisumber Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan  mengadakan Ruwah Dusun ini sebagai acara tahunan bagi masyarakat setempat. Masyarakat begitu antusias menunggu iring-iringan Kirab Budaya Wahyu Tirto Kahuripan yang menjadi salah satu bagian dari perhelatan acara Bidang Kebudayaan yang akan memasuki Mojokerto, Minggu pagi ( 5/3/2023 )

Rombongan Kirab Budaya ini melibatkan 1.000 warga perwakilan dari beberapa RT maupun warga Desa Watesumpak  Kecamatan Trowulan yang sejak pukul 08.00 WIB berjalan dari selatan Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak.

Sekitar pukul 10.00 WIB, satu per satu peserta kirab sampai di kawasan start. Arak-arakan yang berasal dari beberapa RT maupun warga desa di Kecamatan Trowulan ini terdiri dari 50 pembawa tombak, sapu gerang, uborampen serta 50 pengiring pembawa payung dan bendera dan diikuti beberapa sajian sedekah bumi dari masyarakat.

Ketua Panitia, Agus S mengatakan, kirab budaya melambangkan kekuatan, menabung, toleransi, dan nilai lain yang merupakan simbol kearifan lokal dan terinspirasi dari makna kehidupan.

“Kirab Budaya ini menjadi agenda rutin turun temurun dari leluhur terdahulu dengan tema bersih dusun (Wahyu Tirta Kahuripan) dengan bentuk mensyukuri atas kemulyaan, kesejahteraan yang telah diberikan gusti yang maha suci kepada makhluknya melalui lantaran mbah buyut ingkang babat Dusun Jatisumber dentan nama pepunden Mbah Sumber Sari dengan identitas pohon jati yang keluar air dalam pohon tersebut,” terang Agus.

Lebih lanjut dikatakannya, maka dari itu Dusun Jati yang punya pohon jati yang mengeluarkan sumber  air maka dusun tersebut dinamakan Jatisumber yang dulunya masih belantara, dengan upaya eyang leluhur babat alas maka diimplementasikan dalam bentuk syukur atas tempat yang luar biasa ini.

“Nguri-nguri budaya leluhur ingkang adiluhung dengan kearifan lokal maka terbentuklah dalam suatu kemasan dan diaplikasikan dalam bentuk kirab Ruwat Agung kampung Gajahmada. Karena di dalam Kitab Negara Kerthaghama pupuh 14 bait 4 dan dikuatkan dengan candi Gajahmada Desa Watesumpak,” ungkap Agus.

Sementara itu, Kepala Desa Watesumpak, H. Yusuf menegaskan, meski sudah 2 tahun terkendala pandemi covid 19, Alhamdulillah di tahun 2023 ini semua bisa kembali menggelar acara tahunan Ruwat Dusun Jatisumber.

“Ruwat kali ini bertemakan Wahyu Tirto Kahuripan yang artinya keabadian air dalam kehidupan masyarakat yang begitu bermanfaat besar. Kebetulan acara ini merupakan acara rutin tahunan sehingga antusias masyarakat begitu besar. Hal ini berkaitan dengan adat serta budaya untuk menjadikan sebuah kesenangan hati masyarakat dalam menguri-uri budaya,” ungkap Kepala Desa Watesumpak.

Disisi lain, Kabid Pariwisata Disbudporapar Kabupaten Mojokerto, Antor Subendi menjelaskan, kegiatan ini merupakan termasuk kegiatan uri-uri kebudayaan yang harus sangat betul-betul diperhatikan tentang kebudayaanya.

“Terkhusus di Desa Watesumpak ini karena sampai saat ini pun masih tetap melestarikan ruwat dusun sedekah bumi dan kita berharap ini sampai dengan generasi penerus anak cucu kita. Hal ini tidak lain adalah sebuah peninggalan budaya dari para pendahulu kita yang harus tetap kita hormati serta kita lestarikan. Dan dari sisi kebudayaan merupakan pemantik utama dalam nilai atraktif kepariwisataan,” terang Antor Subendi

Lebih lanjut dikatakannya, hal ini merupakan keterkaitan erat yang kuat antara kebudayaan yang menjadi nilai bonus pariwisata yang tidak mungkin bisa dilepaskan. Pihaknya berharap acara ini bisa berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata sehingga menjadi destinasi baru karena bernilai atraktif baik religi maupun budaya.

“Ini merupakan hal edukasi karena dengan adanya beberapa pegiat budaya di Desa Watesumpak khususnya Dusun Jatisumber ini. Rekan-rekan pegiat budaya selalu berinovasi dalam kemajuan kebudayaan serta tidak mudah menyerah dalam menguri-uri budaya leluhur seperti kegiatan ini yang sangat tidak mungkin dengan mungkin dengan muda tergempur budaya dari luar karena idealis serta kedaulatan berbudayanya yang sangat dijaga dengan baik,” ungkap Antor Subendi. ( END ).