Novis Ezuar Pinta Masker Bekas Harus Dibuang  Pada Tempat Sampah Khusus Limbah Medis

Spread the love

Novis Ezuar Pinta

Masker Bekas Harus Dibuang  Pada Tempat Sampah Khusus Limbah Medis

Beltim | Wartakum7.com – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur sudah menyediakan 5 tempat sampah khusus untuk limbah medis baik berupa masker, sarung tangan maupun Alat Pelindung Diri lainnya.
Lima lokasi tersebut yakni berada di Kantor Bupati Beltim, Kantor Camat Manggar, Pusat Perbelanjaan Puncak Manggar, Pujamas Kecamatan Gantung, dan Pasar Tradisional Kecamatan Kelapa Kampit.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Novis Ezuar mengatakan masyarakat diharapkan dapat membuang limbah medis yang bisa dikategorikan ‘rawan penularan atau infeksius di lima lokasi tersebut, mengingat penanganan limbah medis berbeda dari sampah biasa atau rumah tangga.
“Kita kan tidak tahu apakah masker yang kita pakai itu mengandung bakteri, virus berbahaya atau tidak. Jadi sampah masker dan limbah itu bisa dikategorikan infeksius dan harus diberikan penanganan yang berbeda,” jelas Novis kepada awak media, Sabtu (22/5/21).
Apalagi menurut Novis di masa pandemi COVID-19 ini jumlah penggunaan limbah medis meningkat drastis. Diperkirakan ratusan kilogram limbah medis dibuang setiap harinya.
“Kalau dulu banyak yang pakai masker skuba, namun sekarang ini masyarakat sudah beralih ke masker medis. Hal itu yang buat limbah masker jadi bertambah,” ungkap Novis.
Selain itu, kata Novis untuk menghindari adanya kemungkinan limbah medis masker dipergunakan ulang atau diperjualbelikan oleh orang yang tak bertanggung jawab maka harus dibuang dengan cara yang benar.
“Standarnya masker bekas kita pakai itu harus dipotong-potong terlebih dahulu. Baru kemudian kita buang ke tempat sampah khusus,” kata Novis.
Saat Dinas Lingkungan Hidup masih mengevaluasi keefektifan tempat sampah khusus medis. Ke depan diharapkan adanya penambahan lokasi minimal di setiap desa.
“Kita akan minta setiap desa di Kabupaten Beltim untuk menyiapkan tempat sampah khusus medis ini, dengan menggunakan dana desa untuk penanganan COVID,” ujar Novis. (Budi)