Terkait Maraknya Meja Goyang, Tokoh Masyarakat Belitung Angkat Bicara

Terkait Maraknya Meja Goyang, Tokoh Masyarakat Belitung Angkat Bicara

Spread the love

Belitung, wartakum7.com – Pengolahan pasir timah menggunakan meja goyang mendapat sorotan dari tokoh masyarakat Belitung H Muhtar Motong. Menurutnya pemerintah tak bisa memandang sepele terkait polemik meja goyang ini.

Pria yang pernah menjadi wakil rakyat ini menilai, aktivitas pemisahan bijih timah menggunakan meja goyang bakal berdampak besar. Terutama untuk keberlangsungan hidup masyarakat beberapa tahun mendatang.

Sehingga pria pemilik panggilan akrab Tare ini meminta secara tegas agar pemerintah menata dengan baik usaha meja goyang ini. Hal ini bertujuan agar bisa menekan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar.


Tare menjelaskan, bijih timah dan mineral ikutannya memiliki bahan radioaktif yang sangat berbahaya bagi manusia. Sehingga pengolahannya juga harus sesuai standar keamanan para pekerja dan masyarakat sekitar.

“Nggak bisa main-main ini, pemerintah juga nggak bisa tutup mata. Karena dampaknya sangat berbahaya untuk masyarakat. Kita nggak bisa lihat dampaknya secara langsung, tapi lihat kedepannya,” kata Tare kepada awak media Selasa (18/10/2022).

Menurut Tare, banyak dampak negatif bagi kesehatan orang-orang yang bersentuhan langsung dengan meja maupun masyarakat sekitar. Karena partikel debu saat pemisahan bijih timah akan terbawa angin ke sekitarnya.

Radiasi yang timbul dalam pengolahan timah ini bisa menyebabkan penyakit paru-paru dan juga kanker. Terlebih, radioaktif pengolaha timah ini juga bisa menyebabkan penyimpangan Deoxyribose Nucleic Acid (DNA).

“Generasi kita yang kita pertaruhkan kalau seperti ini. Apa mau 10 tahun sampai 20 tahun ke depan banyak anak lahir dengan kekurangan, baik itu fisik maupun mental. Karena dampaknya bisa kasus kelainan kronik seperti paru-paru, neoplasma, gangguan kehamilan dan kelainan janin,” papar Tare.

Bahkan, lanjut Tare, menurut peneliti mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), radiasi ini juga melemahkan sistem imun dalam paparan tinggi.

Tare menyadari, berbicara soal tambang dan aktivitasnya ini menyangkut banyak hal, terutama ekonomi masyarakat. Banyak masyarakat yang mengandalkan sektor ini sebagai mata pencaharian.

Namun Tare juga meminta pemerintah memikirkan masyarakat dari sisi kesehatannya kedepan. Sehingga ada penataan usaha meja goyang ini dan meminimalisir dampak negatif dari sisi kesehatannya.

“Jangan bicara hanya masalah perut, tapi kita harus berbicara juga soal efeknya. Kita memang tak bisa mengesampingkan masalah perut, tapi kita tak bisa juga meninggalkan masalah dampaknya ke depan,” sebut Tare.

Selain sisi kesehatan, Tare juga melihat celah persoalan lain dalam polemik meja goyang ini. Yakni terkait masalah perizinan. Menurutnya celah ini bisa diduga memberi peluang bagi oknum-oknum aparat nakal untuk ‘bermain’.

Saat ini hampir tidak ada penindakan terhadap pelaku usaha meja goyang, namun penindakan terhadap para penambang terus berjalan. Padahal dalam penindakan para penambang juga menitikberatkan pada soal perizinan.

“Aneh saja, tahun kemarin ada penindakan terhadap meja goyang, padahal jumlahnya ratusan di Belitung. Kenapa cuma satu yang bermasalah? Apa yang lain sudah sesuai ketentuan?” tambah Tare. (tim)