Wali Kota Mojokerto Memperingati Maulid Nabi Menggelar  Kenduri 5000 Layah

Spread the love

Kota Mojokerto,wartakum7.com. Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Pemerintah Kota Mojokerto kembali menggelar Kenduri 5000 Layah, Selasa (11/10). Peringatan yang juga dikenal Maulid Nabi ini berlangsung di Lapangan Raden Wijaya, Jalan Raya Surodinawan, Kota Mojokerto.

Sejak pukul 13.00 WIB, warga Kota Mojokerto mulai berdatangan. Masing-masing kompak mengenakan busana muslim bernuansa putih sambil membawa kenduri dengan wadah layah atau gerabah berbentuk seperti piring terbuat dari tanah liat.

Puncaknya saat memasuki waktu sholat ashar, nampak warga makin berduyun-duyun menuju area yang telah disediakan panitia. Tingginya partisipasi tersebut menunjukkan antusiasme warga terhadap agenda rutin tahunan yang sempat vakum dua tahun akibat pandemi Covid-19.

“Sejak siang sudah rawuh, berkumpul, melantunkan tahlil, istighosah, selawat, tiada lain hanya ingin mendapatkan keberkahan dalam peringatan Maulid Nabi ini,” ujar Wali kota Mojokerto, Ika Puspitasari yang juga hadir membuka acara tersebut.Selain sebagai bentuk kecintaan terhadap sosok Nabi terakhir umat Islam, agenda sore tadi juga sebagai wujud melestarikan budaya yang diyakini sudah ada sejak zaman Majapahit, yang kental dengan corak agama Hindu. Pada masa itu, terdapat sebuah tradisi yaitu membuat sesajen yang diletakkan di layah atau tembikar, berisi bermacam-macam hasil bumi masyarakat.

“Hari ini budaya itu masih lestari, dan kita jadikan festival 5000 layah, dengan niat berbeda yaitu shodaqoh, untuk kebersamaan dan keharmonisan seluruh umat Islam di Kota Mojokerto,” tegas sosok yang akrab disapa Ning Ita ini.

Selain rangkaian dzikir dan shalawat, dalam kenduri 5000 layah ini juga menghadirkan K.H. Ahmad Muwafiq yang lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq. Dalam tausiahnya sosok ulama yang sebelumnya pernah ke Kota Mojokerto ini juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya event peringatan maulid nabi oleh Pemkot Mojokerto ini.

“Kegiatan seperti ini tidak hanya membentuk persatuan dan kesatuan masyarakat. Kalau dihitung berapa triliun uang berputar. Ini salak laku, jeruk laku, pisang laku, terop laku, penjual layah laku, hampir semua. Nah seperti ini kan menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” ujar Gus Muwafiq. ( END )