Workshop Penguatan Nilai Kebhinekaan, Kesatuan dan Keberagaman Menjelang Pemilu 2024

Workshop Penguatan Nilai Kebhinekaan, Kesatuan dan Keberagaman Menjelang Pemilu 2024

Spread the love

Mojokerto,wartakum7.com. – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dra.Rachmawati Peni Sutantri M. Si, gelar Workshop Penguatan Nilai Kebhinekaan, Kesatuan Dan Keberagaman Menjelang Pemilu 2024, di Hotel Aston Kabupaten Mojokerto, Minggu ( 5/11/2024 ).

Kegiatan Workshop dilaksanakan dua sesi, ditempat yang sama sesi pertama masyarakat yang datang ada 125 orang dari Dapil 4 yang meliputi Kecamatan Puri, Sooko dan Trowulan sedangkan sesi kedua masyarakat yang ada 115 orang dari Dapil 5 yang meliputi Kecamatan Gedeg, Kemlagi, Jetis dan Dawarblandong.

Sedangkan acara ini ada beberapa Narasumber antara lain : Saleh Ismail Mukadar, Rachamawati Peni Sutantrj, Sriatin dan Immanuel Yosua.

Sriatin sebagai pelaku budayawan mengatakan di Indonesia ini ada banyak perbedaan adat budaya, bahasa, suku bangsa makanya Indonesia disebut Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika itu punya empat Pilar : Pilar Pertama Pancasila sebagai Dasar Negara, Pilar Kedua UUD ‘ 45, Pilar Ketiga NKRI dan Pilar Keempat Kebhinekaan maka Indonesia dikatakan berbeda-beda budaya, bahasa, suku, adat istiadat dan agama kita tetapi masih tetap Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia, ” pungkas Bu Srianti.

Yosua mengatakan tetang ke Bhinekaan, Bhineka Tunggal Ika itu berasal dari Sutasoma dan Sutasoma sendiri berasal dari Mojopahit dan Mojopahit sendiri di Kabupaten Mojokerto makanya kita harus bangga menjadi orang Mojokerto,” pungkasnya.

“Kata Yosua kita harus bijak bersikap dalam pemilu ada 4 poin yang kita inggat :
1. Setia kepada PANCASILA, NKRI, UUD 45 dan BHINNEKA TUNGGAL IKA.
2. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
3. Tidak mengangkat isi SARA dan hal-hal sensitif dan yang dapat menggangu kerukunan bersama termasuk di dalamnya kampanye hitam dan kampanye negatif.
4. Menjaga kerukunan dan kondusifitas dan menghindarkan diri dari “kegaduhan yang merusak terutama melalui media sosial.
Makanya dalam pemilu harus hati-hati dengan digital dan jangan percaya dengan berita hoax dan Yosua meminta pada para undangan jangan ada yang menyebarkan berita hoax dan harus menjaga kerukunan dalam bermasyarakat, ” katanya.

Sedangkan Bu Rachanawati Peni Sutantri sebagai anggota Dewan Provinsi Jawa Timur dari Komisi B membawa Program-program tentang perindustri dan energi, kelautan dan pertanian, koperasi, usaha mikro kecil dan menengah serta perdagangan, pariwisata dan budaya, penanaman modal dan promosi, ketahanan pangan, perhubungan, perikanan, peternakan, ketenagakerjaan dan tramigasi, pemberdayaan aset/kekayaan daerah, perusahaan daerah.
Beliau akan mengawal semua progam-progam ada di Komisi B untuk masyarakat luar seperti memberikan pelatian-pelatian untuk membuat kue pada UMKM, memberikan bibit-bibit buah-buahan, tanaman lainnya seperti bibit kopi, coklat dll untuk petani, memberikan bantuan ternak seperti kambing, sapi dan ayam para pertanak, memberikan bantuan pada karang taruna berupa alat- alat olah raga dan pada para ngerajin akan di beri pelatian rias pengantin dan membuat batik ECO PRIN.

Monggo ibu-ibu/bapak-bapak mengusulkan apa yang diperlukan diusulkan program-program yang ada di Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur nanti saya kawal sampai semua usulan terealisasi semua.
Mengakhiri acara beliau berharap sebagai sesama orang PDI Perjuangan harus saling mendukung.Jangan main di dalam politik praktis, dalam kehidupan ini kita harus saling peduli satu dengan lainnya.
Sebagai kader PDI Perjuangan beliau menyampai pesan dari ketua Umum PDI Perjuangan bahwa kita harus mendukung dan memenangkan Ganjar dan Mahfud MD sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada pemilu 2024, ” pungkas Bu Peni.

Workshop kali ini dihadiri, Saleh Ismail Mukadar Caleg DPR RI dari Dapil VIII, Rachamawati Peni Sutantri Anggota Dewan Provinsi Jawa Timur dari Dapil X, Sriatin sebagai narasumber, Immanuel Yosua sebagai narasumber, Agus Basuki sebagai modurator, Zaka pembaca do’a dan para kader PDI Perjuangan. ( END ).