Kasus Penipuan Jual-beli Tanah di Bali, Nikita Mirzani Jadi Korban Penipuan Sebesar Rp 1,32 Miliar

Kasus Penipuan Jual-beli Tanah di Bali, Nikita Mirzani Jadi Korban Penipuan Sebesar Rp 1,32 Miliar

Spread the love

 

Bali | Wartakum7.com – Dalam dugaan kasus Penipuan yang dialami Nikita Mirzani, dirinya membeberkan di Instagramnya Instagram/@nikitamirzanimawardi_172, terduga pelaku yang melakukan penipuan kepadanya, “. “Anita, Satya sama Pak Kadek, tiga orang itu.” dikutip dari YouTube Udo21, Sabtu (4/11/2023).

Terkait penipuan tersebut, Nikita Mirzani menyebut jika dana Rp1,3 miliar itu seharusnya jadi uang muka saat dirinya membeli tanah yang harganya Rp4,5 miliar. Namun menurut si Nyai uang tersebut dikatakan hangus saat Nikita Mirzani ingin menagih balik kepada para pelaku.

“Uangnya enggak dicuri, tapi aku ditipu (beli) tanah di Bali. Kalian silaturahmi aja ke IG-nya namanya @akuforbali. Dari kemarin gue tagih, enggak mau dibalikin duitnya. Katanya duitnya hangus, masa hangus Rp1,3 miliar gila kali,” jelas Nikita Mirzani.

Sementara dari perbuatan pelaku, Nikita Mirzani telah melaporkan perbuatan nya, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali, pada 18 Oktober 2023.

Bahwa Nikita Mirzani apa yang telah disampaikan pihak kepolisian, “Akibat peristiwa tersebut korban mengalami kerugian materiel sebesar Rp 1,32 miliar,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan, Jumat (3/11/2023)

Jansen menjelaskan Nikita Mirzani melaporkan kasus dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan yang dialaminya sesuai Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Laporan itu diserahkan pada 18 Oktober 2023 melalui kuasa hukumnya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali. Adapun pihak yang dilaporkan yakni perempuan berinisial J.

Menurut Jansen, Nikita Mirzani awalnya dihubungi oleh J sekitar Agustus 2023 dan menawarkan tanah yang berlokasi di Desa Canggu. Tanah yang ditawarkan tersebut memiliki sertifikat hak milik (SHM) nomor 5608 atas nama perempuan berinisial NLS.

Nikita Mirzani dan J akhirnya sepakat untuk bertransaksi jual-beli tanah dengan harga Rp 275 juta per are. Keduanya juga bersepakat untuk bertransaksi jual-beli tanah seluas 15 are.

Atas permintaan terlapor, Nikita pun melakukan pembayaran dengan cara transfer ke rekening bank. Uang tersebut ditransfer ke nomor rekening milik seorang laki-laki berinisial NSW.

Hanya saja, Nikita tak langsung membayar secara keseluruhan tanah 15 are yang hendak dibeli tersebut. Ia hanya membayarkan Rp 1,32 miliar dengan sisa pembayaran Rp 2,805 miliar. Karena dari awal sudah sepakat untuk pembayaran dapat di cicil beberapa kali

Menurut Jansen, terlapor tiba-tiba menaikkan harga tiga kali lipat saat Nikita hendak melunasi pembayaran tanah tersebut. “Sehingga di sana korban merasa keberatan dan meminta pengembalian uang yang sudah diserahkan,” ungkap Jansen.

Namun, Jansen melanjutkan, J tidak mau mengembalikan uang yang dibayarkan Nikita Mirzani. J berdalih uang tersebut sudah dibayarkan.

“Melalui kuasa hukum korban mengirimkan somasi, namun sampai dengan saat ini terlapor tidak mengembalikan uang korban,” tandas Jansen.

Nikita Mirzani Diperiksa sebagai Saksi
Sebelumnya, Nikita Mirzani diperiksa oleh Sub Direktorat (Subdit) III Tindak Pidana Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali pada Kamis (2/11/2023). Ia datang memenuhi panggilan polisi sekitar pukul 15.15 Wita ditemani beberapa orang di sampingnya dan Kuasa Hukumnya.

“(Diperiksa) sebagai saksi korban,” kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Bali AKBP Endang Tri Purwanto, Kamis.

Endang mengatakan Nikita Mirzani diminta keterangan terkait penipuan dana pembelian tanah di Desa Canggu. Endang menyebut luas tanah yang hendak dibeli Nikita mencapai 15 are atau 1.500 meter persegi.

Endang menyebut Nikita telah melaporkan kasus dugaan penipuan itu melalui kuasa hukumnya. “(Nikita Mirzani) jadi korban, di mana laporan dikuasakan kepada kuasa hukumnya atau lawyer-nya,” dari Kantor Hukum JP Law Firm di Jakarta ungkap Endang.
(Sutisna)